Minggu, 24 November 2019

Cerpen Kejutan Ulang Tahun Untuk Guruku


Cerpen Karangan: 
Kategori: Cerpen Anak
Lolos moderasi pada: 6 August 2018
Pagi itu, siswa kelas 6 mendadak riuh. Hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu semenjak beberapa hari silam. Mereka tengah mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk guru kelas mereka. Ibu Nur Alifah. Guru teladan dan senior.
Siswa kelas 6 MI Ma’arif NU 2 Langgongsari bergegas menghias seluruh ruang kelas. Tidak terkecuali bagi Agung, siswa yang pandai bergaul ini semangat sekali ketika menghias papan tulis. Nuansa ruang kelas semakin berbeda ketika Amel, sang ketua kelas beserta teman-teman memasang balon di berbagai sudut ruang kelas. Begitu juga dengan Zumotul. Dia bersama Ryzka bertugas menyiapkan kue ulang tahun. Tak luput juga bagi Azky, siswa yang pandai dalam membuat cerpenn. Dia bertugas mengintip dari ruang kelas kalau-kalau gurunya datang ke ruang kelas.
Seluruh ruang kelas 6 kini telah berubah. Nuansa kemeriahan nampak di sana. Berbagai hiasan pun telah terpasang. Indah sekali. Kue ulang tahun terpasang lilin pun telah siap disajikan.
Azky memberi kode, 3 jari mengacung. Pertanda dari kejauhan guru kelas 6 datang menuju ruang kelas. Seluruh siswa kelas 6 berubah diam. Sepi bagai tiada penghuni. Hanya ada seorang Azky di luar kelas yang berjaga.
“Kruk-kruk-kruk-kruk.” Suara sepatu ibu guru makin terdengar keras.
Seluruh siswa kelas 6 berdiam di balik pintu yang tertutup rapat.
“Azky, kenapa kamu masih di luar kelas? Ayo masuk!” ajak bu Nur Alifah.
Seperti biasanya, setiap kali datang, Azky mencium tangan gurunya dan membantu membawa buku milik sang guru tersebut.
“Iya bu, sebentar,” jawab Azky sambil menyodorkan kedua tangan menerima buku dari ibu guru.
Dari luar ruangan, Azky memberi kode 2 jari diacungkan. Pertanda sang guru akan masuk kelas. Mereka masih diam di balik pintu masuk.
“Azky, teman-teman pada di mana, kok sepi?” tanya bu guru.
Azky hanya tersenyum manis, dia tidak menjawab pertanyaan gurunya. Bu Nur semakin penasaran. Ke mana murid-muridnya. Hari ini bukan tanggal merah. Tapi, kenapa kok masih sepi. dia berfikir sebelum masuk kelas. Kemana murid-muridnya. Akankah hanya Azky yang berangkat.
Pertanyaan dalam benak pikirannya terjawab ketika dia mulai membuka pintu kelas. Betapa kagetnya ketika pintu masuk terbuka lebar. Sungguh dia tidak menduga yang dilakukan anak didiknya.
“Doorrrr… doorrrr… doorrrr.” riuh suara balon meletus. Bebarengan dengan hal tersebut, nyanyian ucapan selamat ulang tahun menambah suasana semakin ramai. Seluruh siswa bertepuk tangan dan bernyanyi. Riang sekali.
Kaget bercampur bahagia. Itulah yang dirasakan bu Nur. Betapa tidak kaget, kalau suanana kelas yang tadinya sepi bak bagai tiada penghuni. Riuh seketika ketika bu Nur membuka pintu masuk. Belum lagi dengan suara letusan balon yang tiba-tiba mengagetkan dirinya. Dan juga suara nyanyian ucapan ulang tahun.
“Selamat ulang tahun bu guru, semoga panjang umur, sehat selalu, dan semakin berkah,” ucap Amel sembari menyodorkan kue ulang tahun yang berdiri lilin-lilin menyala.
“Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga,” nyanyian itu kembali riuh ketika bu Nur hendak meniup lilin yang berdiri angka 45. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke 45 tahun.
“Terimakasih anak-anak, ibu bangga pada kalian. Mari kita sama-sama berdoa, supaya apa yang ibu dan kita inginkan dapat tercapai,” kata bu Nur menengadahkan kedua telapak tangan dan memejamkan mata.
Seraya dengan hal tersebut, seluruh siswa terdiam dan berdoa sesuai hajatnya masing-masing dan hajat bersama, yaitu lulus ujian.
Lilin pun ditiupnya. Semua siswa bertepuk tangan dan bersorak sorai. Agung segera memberikan pisau pemotong kue. Kue pun dipotong menjadi beberapa bagian sama rata. Tofik, Ayu, Dinar, dan April bertugas memberikan potongan-potongan kue kepada teman-teman sekelas.
“Anak-anak yang ibu sayangi, kita hidup di sini hanya sekali. Bu guru hari ini ulang tahun, berarti umur ibu juga semakin berkurang. Bu guru berharap dengan sisa umur kita sekarang ini, kita semakin rajin dalam beribadah. Bu guru berpesan kepada kalian, teruslah belajar. Jangan sampai umur kita ini disia-siakan,” kata ibu guru yang belum sempat duduk di kursi guru kelas 6. Semua siswa memperhatikan pengarahan dari guru tersebut.
Kini semua siswa siswa tengah bersiap menghadapi ujian. Mereka merasa senang karena telah membuat kejuatan. Telah menjadikan guru mereka menjadi senang. Semua berakhir dengan senyum yang indah diantara siswa dan guru.


Selamat Tinggal Vonny

Oleh: 
Hi! Namaku Karin. Lebih tepatnya Titania Katarina Ananda. aku anak tunggal. Dan aku mempunyai sahabat. Ia bernama Vonny. Dan lebih tepatnya Vonny Aprilia Bianca. Kami bersekolah di SD Pelita


Ayam Berumur 2 Jam

Oleh: 
“bang… bang… berapa 1 ekor ayam teletabis nya?”. “satu ekor harganya Rp.3000 dek”. “aku ambil 2 ya bang…” Setelah membayar, kini 2 ekor ayam teletabis telah berada di tanganku.


Prestasi Murni

Oleh: 
Anna selalu belajar kala hari telah gelap. Tidak seperti Anni, kakaknya. Walaupun Anni kakaknya, mereka tetap satu kelas. Sebenarnya, Anna dan Anni berbeda waktu selisih tiga menit saja. Anna


Mimpi Si Anak Kambing

Oleh: 
Abil adalah bocah laki-laki berusia 7 tahun 
yang duduk di kelas II sekolah dasar. Abil tidak seperti anak kebanyakan yang menghabiskan waktu pulang sekolah dengan bermain. Dari kecil Abil
“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
By Admin UPT SDN Cikerut Cikerut - Cibeber

Tidak ada komentar: