Halaman

Kamis, 28 November 2019

Pembinaan GTK UPT SDN CIKERUT



KABID GTK DINDIK CILEGON
CIBEBER 28 Nopember 2019, Arahan dan petunjuk lisan yang disampaikan oleh kabid GTK( H Wandi Wahyudin, M. Pd kepada Seluruh Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang membidangi masalah kepegawaian atau atasan langsung sang pegawai, tatkala mereka bertemu di ruang pimpinan.
Biasanya -yang sudah-sudah- pasti ada kesalahan yang dinilai ‘fatal’ yang dilakukan pegawai. Kesalahan itu tentu tidak mengenakkan bos besar, hingga sampai sebegitunya ia memerintahkan pejabat kepagawaian untuk melakukan pembinaan. Bisanya pembinaan diterapkan kepada para pegawai yang mbeling atau mbalelo terhadap kebijakan atasan. Saya misalnya, pernah pula dibina. Karena sesuatu hal, pimpinan tak berkenan dengan tindakan saya. Pembinaan pun saya terima. Bentuknya? Inilah yang akan saya uraikan.
Dibina ini biasanya menyangkut kesalahan yang di tidak mengenakkan atau menyangkut attitude dan tingkah laku bawahan kepada atasannya. Bahasa sederhananya, si pegawai itu melawan atasan. Melawan disini bermakna tidak mengindahkan petunjuk dan arahan pimpinan atau bisa pula yang bersangkutan tidak ‘melayani’ pimpinan dengan baik. Kebanyakan pembinaan diterapkan lantaran si pegawai dinilai tidak sopan atau bertingkah laku yang ‘tidak manis’ di hadapan pimpinan. Akibat kesemuanya itu, maka perlu dilakukan pembinaan.
Kalimat “dibina” bisa mempunyai penafsiran yang banyak. Multi Tafsir. Biasanya bila kami mendapat selentingan kabar atau gossip bahwa ada salah seorang diantara kami yang akan mendapat pembinaan, maka alamat tak kan panjang kenyaman yang selama ini telah kami peroleh. Dibina ini semacam kalimat halus berupa teguran kepada pimpinan atas tindak tanduk kami yang tidak berkenan dimata pimpinan. Lantaran tak berkenan itu, maka pimpinan memberi arahan kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan kepada yang bersangkutan, tujuannya agar setelah dibina, tingkah laku, kinerja dan konduite si pegawai menjadi perform dan ‘sesuai’ dengan selera sang pimpinan.
Lalu apa konsekwensi bila si pegawai mendapat surat yang berisikan tentang ‘pembinaan’ tersebut. Banyak akibat yang akan ia peroleh, tergantung bobot kesalahannya. Lantaran yang bersangkutan perlu dibina maka biasanya hukumannya adalah pengenaan mutasi kepada si pegawai. Dalam rangka pembinaan, maka Ia akan dipindah dari tempat lama ke tempat baru yang biasanya tidak enak. 
Tidak enak itu bisa berarti –tempatnya- dari semula yang ‘basah’ ke tempat yang ‘kering’ dan bisa pula dari posisi penentu kebijakan strategis menjadi tidak staregis bahkan bisa pula tempatnya jauh, (dibuang ke daerah atau tempat terpencil). Ya, mau bagaimana lagi, namaya pembinaan ya harus dijalani, meskipun itu sangat pahit untuk dijalani.
Konsekwensi lain dari pembinaan berarti menunggu dijatuhkannya hukuman, entah itu hukuman disiplin ringan, sedang, sampai terberat, tergantung bobot kesalahan kita. Pembinaan ini biasanya diikuti dengan penjatuhan sanksi lainnya berupa penundaan kenaikan pangkat ataupun hilangnya kesempatan mengikuti pendidikan atau kursus yang kerap diadakan untuk peningkatan kompetensi pegawai.
Karena dibina, maka tak perlu sampai dipecat. Tujuan pembinana itu sendiri agar yang bersangkutan menjadi lebih baik. Pembinaan dilakukan agar yang bersangkutan menjadi pribadi yang terbina dengan baik. Biasanya setelah dibina beberapa bulan atau bahkan bisa beberapa tahun, yang bersangkutan setelah dinilai baik dan sukses menjalani ‘pembinaan’ akan ditempatkan kembali pada kedudukan semula.
Bila pegawai tersebut, setelah menjalani hukuman pembinaan masih juga ber-konduitenegatif, alias sudah tidak bisa dibina lagi, jalan terakhir yang ditempuh pimpinan biasanya yang bersangkutan akan dibinasakan karier dan kedudukannya. Dibinasakan berarti sudah tidak dibutuhkan lagi fungsi dan kedududkannya. Ia dianggap tidak ada oleh pimpinan. Kariernya mentok, tinggal nunggu pensiun saja. Sungguh tragis nasib pegawai itu. Dibinasakan untuk selamanya.
 
Dalam kesempatan itu, setelah di adakan pembinaan GTK, diberikan peltihan IT dalam rangka mengingatkan pembnafaatan IT khususnya Laptop yanng sebentar lagi akan di laksankan Ulangan Akhir Semester, Biasa nya di perlukan sistem dan alat bantu untuk memudahkan rekapitulasi dan penghitunbgan hasil akhir, apalagi dalam Raporti berdasarkan Standai Pendilaian pada Permendikbud 23 Tahun 2016 banya revisi dengan pendiskripsian dan sebagainya.. 
APLIKASI GURU KEKINIAN  DI SINI 

By Admin UPT SDN Cikerut Cikerut - Cibeber

Rabu, 27 November 2019

Tugas Pokok Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah

Tugas Pokok/Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Berdasarkan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

Tugas Pokok Guru:
Tugas Guru mencakup kegiatan pokok:
1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan, meliputi:
   - pengkajian kurikulum dan silabus pembelajaran/pembimbingan/program kebutuhan khusus pada satuan pendidikan
   - pengkajian program tahunan dan semester
   - pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan sesuai standar proses atau rencana pelaksanaan pembimbingan
2. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan (pelaksanaan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)/Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPB))
3. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan (merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
4. Membimbing dan melatih peserta didik (kegiatan kokurikuler dan/atau kegiatan ekstrakurikuler)
5. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan Beban Kerja Guru, meliputi:
  a. wakil kepala satuan pendidikan
  b. ketua program keahlian satuan pendidikan
  c. kepala perpustakaan satuan pendidikan
  d. kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi/teaching factory satuan pendidikan
  e. pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusif atau pendidikan terpadu
  f. tugas tambahan lain yang terkait dengan pendidikan di satuan pendidikan antara lain:
 - Wali kelas
 - Pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
 - Pembina ekstrakurikuler
 - Koordinator Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan   (PKB)/Penilaian Kinerja Guru (PKG) atau koordinator Bursa Kerja Khusus (BKK) pada SMK
 - Guru piket
 - Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1)
 - Penilai kinerja Guru
 - Pengurus organisasi/asosiasi profesi Guru
 - Tutor pada pendidikan jarak jauh pendidikan dasar dan pendidikan menengah

Kepala Sekolah:
Kepala Sekolah adalah Guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola Satuan Pendidikan TK/SD/SMP/SMA/SMK
Tugas Kepala Sekolah:
1. Manajerial
   a. Merencanakan Program Sekolah;
   b. Mengelola Standar Nasional Pendidikan:
   1) Melaksanakan pengelolaan Standar Kompetensi Lulusan
      2) Melaksanakan pengelolaan Standar Isi
      3) Melaksanakan pengelolaan Standar Proses
      4) Melaksanakan pengelolaan Standar Penilaian
      5) Melaksanakan pengelolaan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
      6) Melaksanakan pengelolaan Standar Sarana dan Prasarana
      7) Melaksanakan pengelolaan Standar Pengelolaan
      8) Melaksanakan pengelolaan Standar Pembiayaan
c. Melaksanakan Pengawasan dan Evaluasi
d. Melaksanakan kepemimpinan sekolah
e. Mengelola Sistem Informasi Manajemen Sekolah.
2. Pengembangan Kewirausahaan
a. Merencanakan program pengembangan kewirausahaan
b. Melaksanakan program pengembangan kewirausahaan:
   1) Program Pengembangan Jiwa Kewirausahaan (inovasi, kerja keras, pantang menyerah, dan motivasi untuk sukses)
   2) Melaksanakan program pengembangan jiwa kewirausahaan
   3) Melaksanakan pengembangan program unit produksi
   4) Melaksanakan program pemagangan.
c. Melaksanakan Evaluasi Program Pengembangan Kewirausahaan.
3. Supervisi kepada Guru dan Tenaga Kependidikan
a. Merencanakan program supervisi guru dan tenaga kependidikan
b. Melaksanakan supervisi guru
c. Melaksanakan supervisi terhadap tenaga kependidikan
d. Menindaklanjuti hasil supervisi terhadap Guru dalam rangka peningkatan profesionalisme Guru
e. Melaksanakan Evaluasi Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan
f. Merencanakan dan menindaklanjuti hasil evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan.
Pengawas Sekolah:
Pengawas Sekolah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan.
Tugas Pengawas Sekolah:
a. Menyusun program pengawasan
b. Melaksanakan pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah
c. Memantau pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan
d. Melaksanakan penilaian kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah
e. Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan
f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota atau provinsi
g. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional Guru dan Kepala Sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya
h. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional bagi Guru dan Kepala Sekolah
i. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan Kepala Sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen
j. Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan Kepala Sekolah

Semoga Bermanfaat.

Minggu, 24 November 2019

Cerpen Kejutan Ulang Tahun Untuk Guruku


Cerpen Karangan: 
Kategori: Cerpen Anak
Lolos moderasi pada: 6 August 2018
Pagi itu, siswa kelas 6 mendadak riuh. Hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu semenjak beberapa hari silam. Mereka tengah mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk guru kelas mereka. Ibu Nur Alifah. Guru teladan dan senior.
Siswa kelas 6 MI Ma’arif NU 2 Langgongsari bergegas menghias seluruh ruang kelas. Tidak terkecuali bagi Agung, siswa yang pandai bergaul ini semangat sekali ketika menghias papan tulis. Nuansa ruang kelas semakin berbeda ketika Amel, sang ketua kelas beserta teman-teman memasang balon di berbagai sudut ruang kelas. Begitu juga dengan Zumotul. Dia bersama Ryzka bertugas menyiapkan kue ulang tahun. Tak luput juga bagi Azky, siswa yang pandai dalam membuat cerpenn. Dia bertugas mengintip dari ruang kelas kalau-kalau gurunya datang ke ruang kelas.
Seluruh ruang kelas 6 kini telah berubah. Nuansa kemeriahan nampak di sana. Berbagai hiasan pun telah terpasang. Indah sekali. Kue ulang tahun terpasang lilin pun telah siap disajikan.
Azky memberi kode, 3 jari mengacung. Pertanda dari kejauhan guru kelas 6 datang menuju ruang kelas. Seluruh siswa kelas 6 berubah diam. Sepi bagai tiada penghuni. Hanya ada seorang Azky di luar kelas yang berjaga.
“Kruk-kruk-kruk-kruk.” Suara sepatu ibu guru makin terdengar keras.
Seluruh siswa kelas 6 berdiam di balik pintu yang tertutup rapat.
“Azky, kenapa kamu masih di luar kelas? Ayo masuk!” ajak bu Nur Alifah.
Seperti biasanya, setiap kali datang, Azky mencium tangan gurunya dan membantu membawa buku milik sang guru tersebut.
“Iya bu, sebentar,” jawab Azky sambil menyodorkan kedua tangan menerima buku dari ibu guru.
Dari luar ruangan, Azky memberi kode 2 jari diacungkan. Pertanda sang guru akan masuk kelas. Mereka masih diam di balik pintu masuk.
“Azky, teman-teman pada di mana, kok sepi?” tanya bu guru.
Azky hanya tersenyum manis, dia tidak menjawab pertanyaan gurunya. Bu Nur semakin penasaran. Ke mana murid-muridnya. Hari ini bukan tanggal merah. Tapi, kenapa kok masih sepi. dia berfikir sebelum masuk kelas. Kemana murid-muridnya. Akankah hanya Azky yang berangkat.
Pertanyaan dalam benak pikirannya terjawab ketika dia mulai membuka pintu kelas. Betapa kagetnya ketika pintu masuk terbuka lebar. Sungguh dia tidak menduga yang dilakukan anak didiknya.
“Doorrrr… doorrrr… doorrrr.” riuh suara balon meletus. Bebarengan dengan hal tersebut, nyanyian ucapan selamat ulang tahun menambah suasana semakin ramai. Seluruh siswa bertepuk tangan dan bernyanyi. Riang sekali.
Kaget bercampur bahagia. Itulah yang dirasakan bu Nur. Betapa tidak kaget, kalau suanana kelas yang tadinya sepi bak bagai tiada penghuni. Riuh seketika ketika bu Nur membuka pintu masuk. Belum lagi dengan suara letusan balon yang tiba-tiba mengagetkan dirinya. Dan juga suara nyanyian ucapan ulang tahun.
“Selamat ulang tahun bu guru, semoga panjang umur, sehat selalu, dan semakin berkah,” ucap Amel sembari menyodorkan kue ulang tahun yang berdiri lilin-lilin menyala.
“Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga,” nyanyian itu kembali riuh ketika bu Nur hendak meniup lilin yang berdiri angka 45. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke 45 tahun.
“Terimakasih anak-anak, ibu bangga pada kalian. Mari kita sama-sama berdoa, supaya apa yang ibu dan kita inginkan dapat tercapai,” kata bu Nur menengadahkan kedua telapak tangan dan memejamkan mata.
Seraya dengan hal tersebut, seluruh siswa terdiam dan berdoa sesuai hajatnya masing-masing dan hajat bersama, yaitu lulus ujian.
Lilin pun ditiupnya. Semua siswa bertepuk tangan dan bersorak sorai. Agung segera memberikan pisau pemotong kue. Kue pun dipotong menjadi beberapa bagian sama rata. Tofik, Ayu, Dinar, dan April bertugas memberikan potongan-potongan kue kepada teman-teman sekelas.
“Anak-anak yang ibu sayangi, kita hidup di sini hanya sekali. Bu guru hari ini ulang tahun, berarti umur ibu juga semakin berkurang. Bu guru berharap dengan sisa umur kita sekarang ini, kita semakin rajin dalam beribadah. Bu guru berpesan kepada kalian, teruslah belajar. Jangan sampai umur kita ini disia-siakan,” kata ibu guru yang belum sempat duduk di kursi guru kelas 6. Semua siswa memperhatikan pengarahan dari guru tersebut.
Kini semua siswa siswa tengah bersiap menghadapi ujian. Mereka merasa senang karena telah membuat kejuatan. Telah menjadikan guru mereka menjadi senang. Semua berakhir dengan senyum yang indah diantara siswa dan guru.


Selamat Tinggal Vonny

Oleh: 
Hi! Namaku Karin. Lebih tepatnya Titania Katarina Ananda. aku anak tunggal. Dan aku mempunyai sahabat. Ia bernama Vonny. Dan lebih tepatnya Vonny Aprilia Bianca. Kami bersekolah di SD Pelita


Ayam Berumur 2 Jam

Oleh: 
“bang… bang… berapa 1 ekor ayam teletabis nya?”. “satu ekor harganya Rp.3000 dek”. “aku ambil 2 ya bang…” Setelah membayar, kini 2 ekor ayam teletabis telah berada di tanganku.


Prestasi Murni

Oleh: 
Anna selalu belajar kala hari telah gelap. Tidak seperti Anni, kakaknya. Walaupun Anni kakaknya, mereka tetap satu kelas. Sebenarnya, Anna dan Anni berbeda waktu selisih tiga menit saja. Anna


Mimpi Si Anak Kambing

Oleh: 
Abil adalah bocah laki-laki berusia 7 tahun 
yang duduk di kelas II sekolah dasar. Abil tidak seperti anak kebanyakan yang menghabiskan waktu pulang sekolah dengan bermain. Dari kecil Abil
“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
By Admin UPT SDN Cikerut Cikerut - Cibeber

GURU DALAM MENGHADAPI PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL

Poto Bersama MT pada PKS 2019
ABSTRAK
Sikap professional seorang guru sangat diperlukan dalam me nghadapi pendidikan di era global ini. Tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik, mengasuh, membimbing dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan. Sehingga akan mengakibatkan hubungan antara guru dan siswa yang semula saling membutuhkan akan berubah menjadi hubungan yang saling acuh tak acuh, tidak membahagiakan dan membosankan.
Kata Kunci: professional, guru, pendidikan, era global.
Guru merupakan sosok yang begitu dihormati karena memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada saat itu juga orang tua menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal (Mulyasa, 2005:10). Minat, bakat, kemampuan, dan potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual. Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam dunia pendidikan, yaitu dengan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Oleh karena itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa agar memungkinkan para anak didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasasn, kebersamaan dan tanggung jawab. Selain itu, pendidikan harus dapat menghasilkan lulusan yang bisa memahami, masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan di dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut salah satunya ditentukan oleh sikap profesionalisme seorang guru.
Premis untuk memulai pendidikan berwawasan global adalah informasi dan pengetahuan tentang bagian dunia yang lain harus mengembangkan kesadaran kita bahwa kita akan dapat memahami lebih baik keadaan diri kita sendiri apabila kita dapat memahami hubungan terhadap masyarakat lain, dan isu-isu global
Dunia pendidikan yang harusnya penuh dengan kasih sayang, tempat untuk belajar tentang moral, budi pekerti justru sekarang ini dekat dengan tindak kekerasan dan asusila. Dunia yang seharusnya mencerminkan sikap-sikap intelektual, budi pekerti, dan menjunjung tinggi nilai moral, justru telah dicoreng oleh segelintir oknum pendidik (guru) yang tidak bertanggung jawab. Realitas ini mengandung pesan bahwa dunia guru harus segera melakukan evaluasi ke dalam. Sepertinya, sudah waktunya untuk melakukan pelurusan kembali atas pemahaman dalam memposisikan profesi guru.
Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan. Pergeseran ini telah menyebabkan dua pihak yang tadinya sama-sama membawa kepentingan dan salng membutuhkan, yakni guru dan siswa, menjadi tidak lagi saling membutuhkan. Akibatnya suasana belajar sangat memberatkan, membosankan, dan jauh dari suasana yang membahagiakan. Dari sinilah konflik demi konflik muncul sehingga pihak-pihak didalamnya mudah frustasi lantas mudah melampiaskan kegundahan dengan cara-cara yang tidak benar.
Konsep Dasar Sikap Dan Profesional Guru
Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek. Berkowitz, dalam Azwar (2000:5) menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau menjauhi/menghindari sesuatu.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah kecenderungan, pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk menilai suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan negatif dalam menghadapi suatu objek
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:702) dijelaskan bahwa professional adalah bersangkutan dengan profesi dan memerlukan keahlian khusus untuk menjalankannya. Sehingga dapat diartikan bahwa profesional seorang guru adalah kemampuan atau keahlian yang harus dimiliki seorang guru didalam menjalankan profesinya sebagai seorang pendidik atau guru.
Isu Seputar Masalah Guru
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri.
Filsofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia, telah menempatkan fungsi dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah di posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak didik dalam proses pendidikan secara global.
Dalam konteks sosial budaya Jawa misalnya, kata guru sering dikonotasikan sebagai kepanjangan dari kata “digugu dan ditiru” (menjadi panutan utama). Begitu pula dalam khasanah bahasa Indonesia, dikenal adanya sebuah peribahasa yang berbunyi “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Semua perilaku guru akan menjadi panutan bagi anak didiknya. Sebuah posisi yang mulia dan sekaligus memberi beban psykologis tersendiri bagi para guru kita. Sehingga guru dituntut untuk professional di dalam segala aspek kehidupan bermasyarakatnya.
Masalah yang dihadapi guru di Indonesia adalah: (1) masalah kualitas guru, di Indonesia masih sedikit sekali guru Sekolah Dasar yang berijazah sarjana, sehingga berpengaruh pada kualitas anak didiknya. Apalagi ditambah dengan tugas tambahan guru yang menumpuk, menyebabkan dalam proses belajar mengajar tidak maksimal karena stamina guru yang merosot, (2) masalah jumlah guru yang masih kurang. Jumlah guru di Indonesia saat ini masih dirasakan kurang, apabila dikaitkan dengan jumlah anak didik yang ada. Oleh sebab itu, jumlah murid per kelas dengan jumlah guru yag tersedia saat ini, dirasakan masih kurang proporsional, sehingga tidak jarang satu ruang kelas sering di isi lebih dari 30 anak didik. Sebuah angka yang jauh dari ideal untuk sebuah proses belajar dan mengajar yang di anggap efektif. Idealnya, setiap kelas diisi tidak lebih dari 15-20 anak didik untuk menjamin kualitas proses belajar mengajar yang maksimal, (3) masalah distribusi guru. Masalah distribusi guru yang kurang merata, merupakan masalah tersendiri dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di daerah-daerah terpencil, masih sering kita dengar adanya kekurangan guru dalam suatu wilayah, baik karena alasan keamanan maupun faktor-faktor lain, seperti masalah fasilitas dan kesejahteraan guru yang dianggap masih jauh yang diharapkan, (4) masalah kesejahteraan guru, Sudah bukan menjadi rahasia umum, bahwa tingkat kesejahteraan guru-guru kita sangat memprihatinkan. Penghasilan para guru, dipandang masih jauh dari mencukupi, apalagi bagi mereka yang masih berstatus sebagai guru bantu atau guru honorer. Kondisi seperti ini, telah merangsang sebagian para guru untuk mencari penghasilan tambahan, diluar dari tugas pokok mereka sebagai pengajar, termasuk berbisnis dilingkungan sekolah dimana mereka mengajar tenaga pendidik. Peningkatan kesejahteaan guru yang wajar, dapat meningkatkan profesinalisme guru, termasuk dapat mencegah para guru melakukan praktek bisnis di sekolah.
Tuntutan Professional Seorang Guru.
Seperti kita ketahui dan rasakan bersama-sama, bahwa kita telah memasuki abad 21 yang dikenal dengan era global, yang mempunyai pengaruh yang amat luas bagi kehidupan tak terkecuali sector pendidikan. Dikatakan sebagai era global karena pengetahuan dan professional akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan, utamanya dalam bidang pendidikan, karena pendidikan merupakan landasan pokok setiap aspek kehidupan. Era global merupakan suatu era dengan tuntutan yang lebih rumit dan menantang. Suatu era dengan spesifikasi tertentu yang sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh perkembangan yang luar biasa dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen, serta perubahan pola hubungan antar mereka.
Kemerosotan pendidikan kita sudah kita rasakan selama bertahun-tahun. Untuk kesekian kalinya kurikulum dituding sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994 dan seterusnya yang sampai terakhir kita kenal kurikulum KTSP. Nasanius (1998) mengungkapkan bahwa kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan sikap profesional guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru. Profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya. Memang jumlah tenaga pendidik secara kuantitatif sudah cukup banyak, tetapi mutu dan professional seorang guru belum sesuai dengan harapan. Banyak diantaranya yang tidak berkualitas dan menyampaikan materi yang keliru sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar berkualitas.
Banyak faktor yang menyebabkan kurang profesionalismenya seorang guru, sehingga pemerintah berupaya agar guru yang tampil di era global adalah guru yang benar-benar profesional yang mampu mengantisipasi tantangan-tantangan dalam dunia pendidikan.
Dalam menghadapi pendidikan di era global para ahli mengatakan bahwa abad 21 ini merupakan era global karena transformasi segala bentuk pengetahuan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Menurut Naisbit (1995) ada 10 kecenderungan besar yang akan terjadi pada pendidikan di abad 21 yaitu; (1) dari masyarakat industri ke masyarakat informasi, (2) dari teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi, (3) dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia, (4) dari perencanaan jangka pendek ke perencanaan jangka panjang, (5) dari sentralisasi ke desentralisasi, (6) dari bantuan institusional ke bantuan diri, (7) dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatoris, (8) dari hierarki-hierarki ke penjaringan, (9) dari utara ke selatan, dan (10) dari atau/atau ke pilihan majemuk.
Berbagai implikasi kecenderungan di atas berdampak terhadap dunia pendidikan yang meliputi aspek kurikulum, manajemen pendidikan, tenaga kependidikan, strategi dan metode pendidikan. Selanjutnya Naisbitt (1995) mengemukakan ada 8 kecenderungan besar di Asia yang ikut mempengaruhi dunia yaitu; (1) dari negara bangsa ke jaringan, (2) dari tuntutan ekspor ke tuntutan konsumen, (3) dari pengaruh Barat ke cara Asia, (4) dari kontol pemerintah ke tuntutan pasar, (5) dari desa ke metropolitan, (6) dari padat karya ke teknologi canggih, (7) dari dominasi kaum pria ke munculnya kaum wanita, (8) dari Barat ke Timur. Kedelapan kecenderungan itu akan mempengaruhi tata nilai dalam berbagai aspek, pola dan gaya hidup masyarakat baik di desa maupun di kota. Pada gilirannya semua itu akan mempengaruhi pola-pola pendidikan yang lebih disukai dengan tuntutan kecenderungan tersebut. Dalam hubungan dengan ini sikap dan professional seorang guru didalam pendidikan ditantang untuk mampu dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan kecenderungan itu tanpa kehilangan nilai-nilai kepribadian dan budaya bangsanya.
Dengan memperhatikan pendapat Naisbitt di atas, Surya (1998) mengungkapkan bahwa pendidikan di Indonesia di abad 21 mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) Pendidikan nasional mempunyai tiga fungsi dasar yaitu; (a) untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, (b) untuk mempersiapkan tenaga kerja terampil dan ahli yang diperlukan dalam proses industrialisasi, (c) membina dan mengembangkan penguasaan berbagai cabang keahlian ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) Sebagai negara kepulauan yang berbeda-beda suku, agama dan bahasa, pendidikan tidak hanya sebagai proses transfer pengetahuan saja, akan tetapi mempunyai fungsi pelestarian kehidupan bangsa dalam suasana persatuan dan kesatuan nasional; (3) Dengan makin meningkatnya hasil pembangunan, mobilitas penduduk akan mempengaruhi corak pendidikan nasional; (4) Perubahan karakteristik keluarga baik fungsi maupun struktur, akan banyak menuntut akan pentingnya kerja sama berbagai lingkungan pendidikan dan dalam keluarga sebagai intinya. Nilai-nilai keluarga hendaknya tetap dilestarikan dalam berbagai lingkungan pendidikan; (5) Asas belajar sepanjang hayat harus menjadi landasan utama dalam mewujudkan pendidikan untuk mengimbangi tantangan perkembangan jaman; (6) Penggunaan berbagai inovasi Iptek terutama media elektronik, informatika, dan komunikasi dalam berbagai kegiatan pendidikan, (7) Penyediaan perpustakaan dan sumber-sumber belajar sangat diperlukan dalam menunjang upaya pendidikan dalam pendidikan; (8) Publikasi dan penelitian dalam bidang pendidikan dan bidang lain yang terkait, merupakan suatu kebutuhan nyata bagi pendidikan di era global.
Pendidikan di era global menuntut adanya manajemen pendidikan yang modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan orang tua/masyarakat. Tidak kalah pentingnya adalah sosok penampilan guru yang ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, sikap profesional, kerjasama dan belajar dengan berbagai disiplin, wawasan masa depan, kepastian karir, dan kesejahteraan lahir batin. Sikap dan professional guru di dalam pendidikan mempunyai peranan yang amat strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai kemampuan dan keahlian yang mantap.
Mengembangkan Sikap Profesional Guru
Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, mengembangkan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Syarat-syarat guru Indonesia yang profesional adalah harus mempunyai; (1) dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21; (2) penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia; (3) pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya program pre-service dan in-service karena pertimbangan birokratis yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah.
Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang profesional di abad 21 yang merupakan era global yaitu; (1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang; (2) penguasaan ilmu yang kuat; (3) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi; dan (4) pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi guru yang professional.
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru di atas itu terpenuhi akan mengubah sikap dan peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis. Hal ini sejalan dengan pendapat Semiawan (1991) bahwa pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang invitation learning environment. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator, change agent, inovator, konselor, evaluator, dan administrator.
Pengembangan professional seorang guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya terutama dalam menghadapi era global seperti sekarang ini. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki era global, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai professional.
Faktor-faktor penyebab rendahnya sikap profesional guru pada kondisi pendidikan nasional kita memang tidak secerah di negara-negara maju. Baik institusi maupun isinya masih memerlukan perhatian ekstra pemerintah maupun masyarakat. Dalam pendidikan formal, selain ada kemajemukan peserta, institusi yang cukup mapan, dan kepercayaan masyarakat yang kuat, juga merupakan tempat bertemunya bibit-bibit unggul yang sedang tumbuh dan perlu penyemaian yang baik. Pekerjaan penyemaian yang baik itu adalah pekerjaan seorang guru. Jadi guru memiliki peran utama dalam sistem pendidikan nasional khususnya dan kehidupan kita umumnya.
Guru sangat mungkin dalam menjalankan profesinya bertentangan dengan hati nuraninya, karena ia paham bagaimana harus menjalankan profesinya namun karena tidak sesuai dengan kehendak pemberi petunjuk atau atasan maka cara-cara para guru tidak dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Guru selalu diintervensi. Tidak adanya kemandirian atau otonomi itulah yang mematikan profesi guru dari sebagai pendidik menjadi pemberi instruksi atau penatar. Bahkan sebagai penatarpun guru tidak memiliki otonomi sama sekali. Selain itu, ruang gerak guru selalu dikontrol melalui keharusan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Padahal, seorang guru yang telah memiliki pengalaman mengajar di atas lima tahun sebetulnya telah menemukan pola belajarnya sendiri. Dengan dituntutnya guru setiap kali mengajar membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). maka waktu dan energi guru banyak terbuang, yang seharusnya waktu dan energi yang terbuang ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya.
Selain faktor di atas faktor lain yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru disebabkan oleh antara lain; (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada; (2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju; (3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.
Akadum (1999) juga mengemukakan bahwa ada lima penyebab rendahnya profesionalisme guru; (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, (2) rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan, (3) pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan, (4) masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru, (5) masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya. Kecenderungan PGRI bersifat politis memang tidak bisa disalahkan, terutama untuk menjadi pressure group agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun demikian di masa mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakan profesionalisme para anggotanya. Dengan melihat adanya faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru, pemerintah berupaya untuk mencari alternatif untuk meningkatkan profesi guru.
Upaya Meningkatkan Profesional Guru
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Program penyetaaan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata I (sarjana) bagi guru-guru SLTA. Meskipun demikian penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru tersebut secara entropi kurang memiliki daya untuk melakukan perubahan.
Selain hal tersebut diatas, upaya yang juga telah dilakukan pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan kualitas guru, antara lain melalui seminar, pelatihan, loka karya, dan program sertifikasi guru. Kendatipun dalam pelaksanaannya masih jauh dari harapan, dan banyak penyimpangan-penyimpangan, namun paling tidak telah menghasilkan suatu kondisi yang menunjukkan bahwa sebagian guru mempunyai semangat untuk maju.
Selain sertifikasi upaya lain yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG (Pusat Kegiatan Guru, dan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya.
Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus, agar sikap dan professional guru benar-benar terbentuk Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan, dll secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang termasuk guru.
Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah di atas, faktor yang paling penting agar sikap dan professional guru dapat meningkat, guru harus mampu mengembangkan kualifikasi dirinya yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru. Program apapun yang akan diterapkan pemerintah tetapi jika gaji guru rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya guru akan mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Tidak heran kalau guru-guru di negara maju kualitasnya tinggi atau dikatakan profesional, karena penghargaan terhadap jasa guru sangat tinggi.
Kesimpulan dan Saran
Memperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor determinan bagi keberhasilan pendidikan, terutama dalam menghadapi pendidikan di era global, maka keberadaan dan peningkatan profesi guru menjadi wacana yang sangat penting. Pendidikan di era global menuntut adanya manajemen pendidikan modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan.
Kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Guru yang profesional pada dasarnya ditentukan oleh attitudenya yang berarti pada tataran kematangan yang mempersyaratkan willingness dan ability, baik secara intelektual maupun pada kondisi yang prima. Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Usaha meningkatkan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai pencetak guru, Depdiknas sebagai instansi yang membina guru, persatuan guru republik Indonesia dan masyarakat pada umumnya.
Oleh karena itu Para pendidik, calon pendidik, dan pihak-pihak yang terkait hendaknya mulai memahami, menerapkan, dan mengembangkan sikap-sikap serta perilaku dalam dunia pendidikan melalui teladan baik dalam pikiran, ucapan, dan tindakan.
Daftar Rujukan
Akadum. 1999. Potret Guru Memasuki Milenium Ketiga. Suara Pembaharuan. (Online) (http://www.suarapembaharuan.com/News/1999/01/220199/ OpEd, diakses 1 Juni 2008). Hlm. 1-2.
Azwar Saifuddin, 2000. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Naisbitt, J. 1995. Megatrend Asia: Delapan Megatrend Asia yang Mengubah Dunia, (Alih bahasa oleh Danan Triyatmoko dan Wandi S. Brata): Jakarta: Gramedia.
Nasanius, Y. 1998. Kemerosotan Pendidikan Kita: Guru dan Siswa Yang Berperan Besar, Bukan Kurikulum. Suara Pembaharuan. (Online) (http://www.suarapembaharuan.com/News/1998/08/230898, diakses 1 Juni 2008). Hlm. 1-2.
Semiawan, C.R. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta: Grasindo.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Surya, H.M. 1998. Peningkatan Profesionalisme Guru Menghadapi Pendidikan Abad ke-21n (I); Organisasi & Profesi. Suara Guru No. 7/1998. Hlm. 15-17.
By Admin UPT SDN Cikerut Cikerut - Cibeber

Pidato Hari GUru Nasional Tahun 2019


PERUBAHAN DIMULAI DARI YANG KECIL,DARI DIRI SENDIRI DAN BERAWAL DARI GURU DAN BERAKHIR DI GURU

PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI GURU NASIOANAL TAHUN 2019

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Shalom, Om Swastiastu, Nama Buddhaya, Rahayu,
Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Guru Indonesia yang tercinta, tugas anda adalah yang termulia sekaligus juga yang tersulit.
Anda ditugasi untuk  membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.
Anda ingin membantu murid yang mengalami  ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administrasi tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian,tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan..
Anda ingin mengajak murid  keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat  menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.
Anda tahu bahwa setiap anak mempunyai kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar  birokrasi.
Anda ingin setiap murid terinspirasi,tetapi anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji janji kosong kepada anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk  kemerdekaan belajar di Indonesia.

Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari Guru. Jangan menunggu aba aba, jangan menunggu perintah, ambillah langkah  pertama.


Besok dimanapun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda,
Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.
Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.
Tawarkan bantuan kepada Guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apapun perubahan kecil itu, jika setiap Guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.

Selamat Hari Guru.

Walaikum salam waramahtullahi wabarakatuh
Shalom
Om Santi Santi Santi Om,
Nama Buddhaya,
Rahayu.
                                                                            Jakarta,25 Nopember 2019
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
                                                                                          Ttd
                                                                                 Nadiem Anwar Makarim


Selamat HUT ke 74 PGRI, Selamat HGN tahun 2019
By Admin UPT SDN Cikerut Cikerut - Cibeber

Sabtu, 23 November 2019

Sabtu dengan Aktivitas SDN Cikerut


Sabtu, 23 Nopember 2019 Siswa dan Guru memnafaatmem waktu pada Kegiatan Ekskul Pramuka dan Kegiatan laiinya untuk memanfaatkan Limbah Sampah..
Kegiatan pada video tersebut di lakukan oleh para siswa dan Guru Diantaranya  Eko, Yayah, dan Muta

Pada kegiatan Sabtu lain.. siswa dan Guru Mempersiapkan Untuk Kegiatan Yang di laksankan Di SMPN 5 Cilegon seperti dalam tayang video dengan durasi pendek..dibawah ini



by Admin UPT SDN Cikerut Cikerut - Cibeber

Instrumen Bio Data GTK UPT SDN Cikerut 2019

Barcode Instrumen Biodata GTK SDN Cikerut
Yth. Bapak Ibu Guru dan Tenaga Kependidikan di UPT SDN Cikerut Cibeber Kota Cilegon..

Berkenaan dengan Akhir Tahun 2019, Maka Kami Memerlukan Database yang Akurat dari Bapak Ibu sekalian. Maka dengan Mohon Kerja sama dan partisipasinya dalam pengisian data yang ada pada Instrumen

Instrumen pengisian bisa dengan menggunakaan Barcode di atas atau pada Link. di bawah ini:


Untuk Memudahkan pengisian data kami sarankan untuk mempersiapkan Dokumen  Terlebih dahulu seperti
1. SKP 
2. PK PNS
3. Serifikat Pendidik
4. Karpeg
5. NRG
6. SK CPNS atau SK pertama Kali Tuigas
7. SK PNS
8. Dan lain-lain yang di perlukan

Demikian informasi ini semoga Bapak Ibu dapat Meluangkan waktu dan mengsisi instrumen dengan secara seksama. Data tyersebut kami Terima Paling Lambat Senin 2 Desember 2019. Pukul 00.00 Link. Akan Tertutup dengan Sendirinya dan dianggap Bapak Ibu tidak menirimkan data dan tidak Bisa di nilai pada SKP dan PK PNS untuk Tahun 2019

Atas Kerjasamanya di Ucap Terika Kasih

Cilegon, 23 Nopember 2019
Admin UPT SDN Cikerut/ Kepala UPT SDN Cikerut


Tembusan
Yth.
1. Pengawas Binaan SDN Cikerut
2. Kelompok Kerja Kepala Sekolah Kec. Cibeber
3. Arsip.

Cikerut - Cibeber

Kamis, 21 November 2019

Rapat Persiapan HUt PGRI Kota Cilegon di UPT SDN Cikerut Cibeber



Cibeber, 21 Nopember 2019 PGRI Kota Cilegon Mengadakan Rapat Konsolidasi dan Persiapan Akhir  HUT PGRI Kota Cilegon Bertempat Di UPT SDN Cikerut Cibeber.

Pada Rapat tersebut di hadiri Pengurus PGRI Kota dan Cabang/Khusus Se-Kota Cilegon.
Dengan pembahasan Terkait Teknis Pelaksanaan khusus nya Kegiatan di Cabang/kecamaken-kecamatan. Kegiatan cabang di awali oleh PgrI cabang Kec. Purwakrta Jumat, 22 Nopember 2019 dalam bentuk Senam dan jalan Santai Untu guru dan tenaga Kependidikan Se Kecamatan Purwakarta. Menyusul di tanggal 25 Nopember 2019 Kecamatan Citangkil dan Ciwandan..dengan Bentuk kegiatan yang sama. menurut informasi dari ketua Cabangnya pada event tersebut di Hadiri Wakil Walikota Cilegon.

Untuk mensukseskan kegiatan HUT PGRI TK Nasional 30 Nopember 2019 yang bertempat di Kota Bekasi, PGRI Kota Cilegon mengirimkan sekurang kurangnya 211 Anggota.
Dalam Rapat tersebut juga di sepakati dan kesiapan dukungan dalam mensukseskan Konfrensi PGRI Propinsi Banten yang akan di Laksanakan di Tangerang pada 17.18, dan 19 Desember 2019. PGRI Kota Cilegon mendelegasikan 14 orang Plus Yplp ke acara tersebut.
Cikerut - Cibeber

Disiplin dan Tepat Waktu

Pengertian Disiplin

Disiplin adalah sikap yang selalu tepat janji, sehingga orang lain mempercayainya, karena modal utama dalam berwirausaha adalah memperoleh kepercayaan dari orang lain. Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Disiplin
berasal dari bahasa Inggris yaitu “disciple” yang berarti pengikut atau murid. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan. Dengan melaksanakan disiplin, berarti semua pihak dapat menjamin kelangsungan hidup dan kelancaran kegiatan belajar, bekerja, dan berusaha. Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit.
Macam – Macam Kedisiplinan
a.   Disiplin dalam Menggunakan Waktu
 Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik
b.   Disiplin dalam Beribadah
 Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
c.   Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :
1)   Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
2)   Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya
3)   Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
4)   Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun
5)   Longgarnya peraturan yang ada
pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin. Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas, disiplin juga terbagi menjadi:
 Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa unsur yaitu adanya sesuatu yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadan lepada Tuhan Yang Maha Kuasa
 Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan masyarakat atau dalam hubunganya dengan. Contoh prilaku disiplin social hádala melaksanakan siskaling kerja bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan sebagaiannya.
         Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam disiplin nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku.
MANFAAT DISIPLIN
 Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan percaya pada orang lain. Sikap ini memudahkan dirinya mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, termasuk orang tuanya. Jadinya, anak akan mudah menyelami perasaan orang lain juga.
2.   Menumbuhkan kepedulian
 Anak jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain.Disiplin membuat anak memiliki integritas, selain dapat memikul tanggung jawab, mampu memecahkan masalah dengan baik ,cepat dan mudah.
3.   Mengajarkan keteraturan
 Anak jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu mengelola waktunya dengan baik
4.   Menumbuhkan ketenangan
 Menurut penelitian menunjukkan bayi yang tenang/jarang menangis ternyata lebih mampu memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Di tahap selanjutnya bahkan ia bisa cepat berinteraksi dengan orang lain.
5.   Menumbuhkan percaya diri
 Sikap ini tumbuh berkembang pada saat anak diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang mampu ia kerjakan dengan sendiri.
6.   Menumbuhkan kemandirian
 Dengan kemandirian anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Anak juga dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik.Disiplin merupakan bimbingan yang tepat pada anak untuk sanggup menentukan pilihan yang bijak.
 Anak menjadi cepat akrab dan ramah terhadap orang lain karena kemampuannya beradaptasi lebih terasah.
8.   Membantu perkembangan otak
 Pada usia 3 tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangat pesat, disini ia menjadi peniru perilaku yang piawai. ia mampu mencontoh dengan sempurna tingkah laku orang tua yang disiplin dengan sendirinya akan membentuk kebiasaan dan sikap yang positif.
9.   Membantu anak yang “sulit”
 Kadang-kadang kita lupa pada anak yang berkebutuhan khusus yang memerlukan penangan khusus, melalui disiplin yang menekankan keteraturan anak berkebutuhan khusus bisa hidup lebih baik.
10.Menumbuhkan kepatuhan
 Hasilnya anak akan menuruti aturan yang ditetapkan orangtua atas kemauan sendiri.
Contoh Perilaku Disiplin
 Kegiatan sehari hari harus dilakukan dengan teratur. Untuk itu perlu adanya jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan berguna untuk mengatur waktu sejak bangun tidur sampai mau tidur lagi. Anak yang baik melakukan kegiatan sehari hari sesuai dengan jadwal yang dibuat. Waktu diatur sesuai kebutuhan. Waktu belajar digunakan sebaik baiknya untuk belajar. Waktu bermain digunakan untuk bermain. Pengaturan waktu yang baik sangat menguntungkan diri sendiri. Anak yang disiplin adalah anak yang dapat mengatur waktu kegiatan sehari hari dan dilakukan sesuai jadwal kegiatan, sehingga tidak banyak waktu terbuang. Berikut ini contoh sikap disiplin di rumah:
·     Tidur dan bangun tepat waktu,
·        Merapikan tempat tidur dan kamar,
·        Belajar dan mengerjakan PR,
·        Merapikan mainan setelah bermain,
·        Menjaga kebersihan rumah,
2.    Disiplin di Jalan Raya
 Di pagi haru saat kalian bersiap untuk berangkat sekolah tentunya tidak lupa berpamitan kepada orang tua. Orang tua sering berpesan hati hati di jalan. Pergi ke sekolah bisa berjalan kaki maupun naik sepeda. Apabila kalian ke sekolah mengendarai sepeda, kalian harus berada di lajur kiri. Di sepanjang perjalanan perhatikan rambu rambu lalu lintas. Rambu lalu lintas berguna untuk mengatur pengguna jalan. Di jalan raya harus hati hati, tidak boleh ngebut. Juga tidak boleh melanggar aturan jalan raya. Pak polisi sibuk mengatur lalu lintas di tempat tempat tertentu yang ramai. Apabila para pemakai jalan menaati peraturan, tidak akan ada kecelakaan di jalan dan semua aman semua lancar.
·     Berikut ini contoh sikap disiplin di jalan raya:
· Menyeberang jalan di tempat penyeberangan,
·        Tidak menerobos lampu merah,
·        Berjalan di sebelah kiri.
    Setiap hari senin diadakan upacara bendera. Upacara diadakan untuk melatih kedisiplinan (disiplin berpakaian, disiplin masuk sekolah dan juga disiplin belajar). Untuk mencapai cita cita harus disiplin. Disiplin artinya kalian harus menaati peraturan yang ada, di mana pun tempatnya. Setiap ada aturan atau tata tertib harus ditaati. Jika semua orang menaati aturan, maka hidup ini akan teratur dan tenteram. Di sekolah juga ada tata tertib. Tata tertib di sekolah harus ditaati semua warga sekolah, apabila melanggar tata tertib akan mendapat hukuman. Berikut ini contoh sikap disiplin di sekolah:
·     Tidak terlambat masuk ke sekolah,
·     Melaksanakan jadwal piket
·    Membuang sampah pada tempat sampah,
·    Tidak membuat gaduh di kelas,
·    Bila keluar kelas minta izin
·    Melaksanakan jadwal piket,
·    Membuang sampah pada tempat sampah,
·   Tidak membuat gaduh di kelas,
·    Bila keluar kelas minta izin
4.   Disiplin di Masyarakat
 Di masyarakat biasanya tidak ada aturan tertulis. Aturan masyarakat berbentuk norma sopan santun.Baik dan buruk menurut kebiasaan masyarakat. Contoh aturan di masyarakat: (a) jangan membunyikan
radio atau tv keras keras pada malam hari, (b) jangan bermain di jalan umum, (c) jangan bermain layanglayang di jalan. Aturan-aturan tersebut tidak tertulis namun apabila melanggar kita sendiri yang rugi.Berikut ini contoh sikap disiplin di masyarakat: 
Menjaga kebersihan lingkungan,
Menjaga keamanan lingkungan,T
Tidakmengganggu tetangga, Berjalan di sebelah kiriM
Membuang sampah pada tempatnyaAgar kegiatan sehari hari berjalan dengan lancar harus dibuat jadwal tujuan pembuatan jadwal adalahuntuk menciptakan hidup yang tertib dan teratur.k
kegiatanmenjadi terhambatS
Setiaptugas tidak selesai tepat waktu
Hati menjadi gelisah karena hatinya tergesah gesah       
Prestasi belajar menurun.
7 Cara Agar Terbiasa Datang Tepat Waktu
Datang tepat waktu (on time) merupakan salah satu kebiasaan karyawan sukses. Sayangnya, kebiasaan baik ini sulit dimiliki oleh sejumlah karyawan. Mengapa seperti itu? Jawaban yang realistis adalah karena datang terlambat sudah menjadi kebiasaan sehingga butuh waktu untuk mengubahnya.
Jika Anda selama ini memiliki kebiasaan datang terlambat (baik itu masuk kerja, menghadiri rapat, bertemu orang, dan lain-lain), tujuh cara di bawah ini dapat membantu Anda datang tepat waktu.
1. Pergi 10 menit lebih awal
Cara pertama adalah pergi 10 menit lebih awal. Untuk menerapkan cara ini, Anda perlu mengevaluasi waktu pergi Anda terlebih dahulu. Sebagai contoh, jika Anda terlambat datang masuk kerja pada jam 7 pagi karena Anda pergi dari rumah jam 06:45, maka yang perlu Anda lakukan adalah pergi dari rumah jam 06:30 (10 menit lebih awal dari biasanya).
2. Catat semua jadwal rapat atau pertemuan
Cara kedua adalah dengan mencatat semua jadwal rapat atau pertemuan yang Anda miliki di buku harian atau catatan Anda. Setelah itu, baca buku harian atau catatan itu minimal sekali sehari sehingga membantu Anda mengingat semua jadwal rapat dan pertemuan yang harus Anda hadiri.
Jika Anda tidak memiliki buku catatan, tulis saja jadwal rapat atau pertemuan di sticky paper yang bisa ditempelkan di dinding atau komputer Anda. Anda bisa juga menuliskannya di papan tulis yang ada di ruang kerja Anda.
3. Buat reminder
Cara lain adalah dengan membuat pengingat (reminder) di telepon genggam pintar Anda (smartphone) atau laptop kerja Anda. Terkait laptop kerja, ada pengingat jadwal rapat di lokal area network yang mereka miliki. Pengingat ini akan memberi alert bergantung kepada waktu yang ditetapkan oleh si pembuat jadwal rapat. Waktunya bisa 10 menit atau 15 menit dari jadwal rapat.
4. Minta bantuan teman/bawahan untuk mengigatkan
Anda juga bisa bantuan teman Anda untuk mengingatkan jadwal rapat atau pertemuan Anda dengan klien. Jika Anda seorang atasan yang memiliki sekretaris atau asisten, Anda bisa menginstruksikan mereka untuk mengingatkan Anda.
5. Hormati orang lain
Ini adalah pemahaman yang perlu Anda miliki untuk membiasakan diri datang tepat waktu. Tanamkan di benak Anda bahwa datang tepat waktu itu berarti Anda menghormati orang lain, baik itu atasan, bawahan, atau klien baru. Dengan memiliki pemahaman ini, Anda akan bergerak lebih cepat daripada biasanya.
6. Prediksi waktu tempuh
Jika rapat atau pertemuan di luar kantor, prediksi waktu tempuh untuk mencapai tempat rapat tersebut. Jika Anda masih belum tahu karena mungkin tempat rapat itu memang baru Anda kunjungi, cari di Google map lokasinya sehingga Anda bisa memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi tersebut.
Selain itu, Anda juga bisa meminta informasi waktu tempuh kepada orang yang mengundang Anda. Ini lebih baik karena informasinya jauh lebih akurat.
7. Persiapkan semua peralatan yang mendukung
Ada kalanya penyebab terlambat datang adalah tidak siapnya alat-alat pendukung yang Anda perlukan. Sebagai contoh, ketika Anda hendak berangkat kerja, ban mobil atau ban motor Anda kempes. Untuk menghindari masalah ini, cek kondisi kendaraan Anda sesaat setelah Anda bangun. Misalnya, setelah sholat subuh bagi Anda yang muslim.
Dalam hal rapat atau pertemuan, siapkan peralatan yang Anda perlukan (laporan, alat peraga, atau handout materi) sehari sebelumnya. Kebiasaan ini akan memberi Anda waktu yang cukup bila saja ada peralatan yang belum siap.
Datang tepat waktu merupakan kebiasaan baik yang harus dimiliki oleh setiap karyawan (atau setiap orang). Kebiasaan ini akan membantu Anda lebih sukses, misalnya reputasi baik atau mendapatkan klien baru. Jadi, tidak ada salahnya jika Anda menerapkan satu atau lebih dari tujuh cara di atas.