Pengertian Desain Pembelajaran
Desain bermakna adanya keseluruhan, struktur, kerangka atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan (Gagnon dan Collay, 2001). Selain itu, kata desain juga dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematika yang dilakukan sebelum tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan (Smith dan Ragan, 1993, p. 4). Sedangkan desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembalajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang (Reigeluth, 1983). Desain pembelajaran juga diartikan sebagai proses merumuskan tujuan, strategi, teknik, dan media.
Di sisi lain Gagne dkk mngembangkan konsep desain pembelajaran dengan menyatakan bahwa desian pembelajaran membantu proses belajar seseorang, di mana proses itu sendiri memiliki tahapan segera dan jangka panjang. Menurut mereka proses belajar terjadi karena adanya kondisi-kondisi belajar, internal maupun eksternal. Kondisi internal adalah kemampuan dan kesiapan diri pebelajar, sedangkan kondisi eksternal adalah pengaturan lingkungan yang didesain. Penyiapan kondisi eksternal belajar inilah yang disebut dengan desian pembelajaran. Untuk itu desain pembelajaran haruslah sistematis, dan menerapkan konsep pendekatan system agar berhasil meningkatkan mutu kinerja seseorang. Dan mereka berpendapat bahwa proses belajar yang terjadi secara internal dapat ditumbuhkan, diperkaya jika faktor eksernal, yaitu pembelajaran dapat didesain dengan efektif.
Desain pembelajaran tidak hanyan berperan sebagai pendekatan yang terorganisasi untuk memproduksi dan mengembangkan bahan ajar, tetapi juga merupakan sebuah proses genetic yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah pembelajaran dan kinerja manusia serta menetukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Desain pembelajaran lazimnya dimulai dari kegiatan analisis yang digunakan untuk menggambarkan masalah pembelajaran sesungguhnya yang perlu dicari solusinya. Setelah dapat menentukan masalah yang sesungguhnya maka langkah selanjutnya adalah menentukan alternaif solusi yang akan digunakan untuk mengatasi masalah pembelajaran. Seorang perancang program pembelajaran perlu menentukan solusi yang tepat dari berbagai alternatif yang ada. Selanjutnya ia dapat menerapkan solusi tersebut untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Evaluasi adalah langkah selanjutnya, sehingga nantinya bias mengetahui rancangan atau desain yang sesuai dengan pembelajaran dan desain tersebut busa diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
Secara garis besar desain pembelajaran terdiri dari lima langkah penting, yaitu:
- Analisis lingkungan dan kebutuhan belajar siswa.
- Merancang spesifikasi proses pembelajaran yang efektif dan efesien serta sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan belajar siswa.
- Mengembangkan bahan-bahan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
- Implementasi desain pembelajaran.
- Implementasi evaluasi formaif dan sumatif terhadap program pembelajaran
Komponen desain pembelajaran
Esensi desain pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen, yaitu : peserta didik, tujuan, metode, evaluasi.(Kemp, Morrison dan Ross, 1994)
- Peserta didik
Dalam menentukan desain pembelajaran dan mata pelajaran yang akan disampaikan perlu diketahui bahwa yang sebenarnya dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan situasi belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan peserta didik merasa nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya.
Peserta didik sebelum dan selama belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai factor baik fisik maupun mental, misalnya kelelahan, mengantuk, bosan, dan jenuh. Hal ini akan mengurangi kosentrasi peserta didik dan sudah tentu akan terjadi reduksi dalam penyerapan materi yang juga mempengaruhi daya tangkap untuk memahami materi.
Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi mutu belajar peserta didik adalah tampilan materi ajar dan gaya penyampaian guru dalam menyampaikan materi.
- Tujuan
Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kompetesi atau kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Seandainya tujuan pembelajaran atau kompetensi dinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat mudah dicapai. Dilain pihak desain pembelajaran memadukan kebutuhan peserta didik dengan kompetensi yang harus dikuasai dengan persyaratan tertentu dalam kondisi yang sudah ditetapkan.
- Metode
Metode terkait dengan stratei pembelajaran yang sebaiknya dirancng agar proses belajar berjalan mulus. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar. Dalam desain pembelajaran langkah ini sangat penting karena metode inilah yang menentukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain pihak kepiawaian seorang desainer pembelajaran juga terlihat dalam cara menentukan metode. Pada konsep ini meode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana.
- Evaluasi
Konsep ini menganggap menilai hasil belajar peserta didik sangat penting. Indikator keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar. Seringkali penilaian dilakukan dengan cara menjawab soal-soal objektif. Penilaian juga dapat dilakukan dengan format non soal, yaitu dengan instrument pengamatan, wawancara, kuesioner dan sebagainya.
Sifat desain pembelajaran
A. Berorientasi pada peserta didik
Desain pembelajaran memang mengacu pada peserta didik. Setiap individu peserta didik dipertimbangkan memiliki kekhasan masing-masing. Menurut Smaldino, et al (edisi 8, 2005) setiap peserta didik memiliki perbedaan karena:
- Karakteristik umum, Sifat internal yang mempengaruhi penyampaian materi seperti kemampuan membaca, jenjang pendidikan, usia, atau latar belakang social.
- Kemampuan awal atau prasyarat,Kemampuan dasar yang harus dimiliki peserta didik sebelum peserta didik mempelajari kemampuan baru. Jika kemampuan awal ini kurang maka sebenarnya yang menjadi mata rantai penguasaan materi dan menjadi penghambat bagi proses belajar
- Gaya belajar, Gaya belajar ini merupakan berbagai aspek psikologis yang mempengaruhi dan berdampak pada penguasaan kemampuan atau kompetensi. Cara mempersepsikan sesuatu hal, motivasi, kepercayaan diri, tipe belajar ( verbal, visual, kombinasi dan sebagainya)
B. Alur berfikir sistemik
Konsep sistem dan pendekatan system diterapkan secara optimal dalam desain pembelajaran sebagai kerangka berfikir. Sistem sebagai rangkaian komponen dengan masing-masing fungsi yang berbeda, bekerja sama dan berkordinasi dalam melaksanakan suatu tujuan yang telah dirumuskan. Rumusan ini menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar jika diuraikan terjadi seperti sebagai suatu sistem. Keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaannya dapat disebabkan oleh salah satu kompenen saja. Jadi jika ada perbaikan maka seluruh komponen harus ditinjau kembali.
C. Empiris dan berulang
Setiap model desain pembelajaran bersifat empiris. Model apapun yang diajukan oleh pakar telah melalui kajian teori dan serangkaian uji coba yang mereka lakukan sendiri sebelum dipublikasikan. Pada pelaksanaannya, pengguna dapat menerapkan dan memperbaiki setiap tahap berulang kali sesuai dengan masukan demi untuk efektifitas pembelajaran.
By Admin UPT SDN Cikerut
Cikerut - Cibeber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar