SDN Kalitimbang 2 Cibeber, 09 Januari 2020 seperti bulan bulan sebelumnya telah melakukan kegiatan rutin pertemuan para Kepala Sekolah yang sekarang bisa di sebut Kepala UPT Satuan Pendidikan secara bergantian kunjungi mengunjungi sekolah dalam rangka pembahasan hal hal kedinasan dan seputar topksi Kepala sekolah yang di atur dalam regulasi Seperti Permendikbud No 15 /2018 Lampiran 2 dan Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 yang di perkuat Melalui Perwal 55/2019 Ttg UPT satuan pendidikan.
Pada kesempatan bulan ini SDN Kalitimbang menjadi Tuan Rumah penyelenggaraan kegiatan K3S Kec Cibeber." Menyambut dengan baik kegiatan rutin tersebut dan terus mengawal agar kegiatan ini terus berlanjut utk tukar informasi dan pencerahan para kepsek agar tak ketinggalan informasi dan meningkatkan kompetensi para kepsek tegas H. Idris ((Kepsek SDN Kaltim2)
Sebelum lebih jauh apa isi pembahasan pada pertemuan tersebut ada baiknya kita simak terlebih dahulu akan perkembangan pendidikan di sekitar kita agar pemahaman dan pentingnya K3S tetap eksis.
Dipaparkan oleh Bahrudin selaku kepsek SDN Cikerut ' Sudah menjadi rahasia umum, kualitas pendidikan Indonesia, terutama pendidikan dasar tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Indonesia masih menempati peringkat bawah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Meski sebenarnya faktor penentu kualitas pendidikan di Indonesia adalah gabungan dari berbagai elemen, namun salah satu peran yang cukup penting ditentukan oleh kinerja Kepala Sekolah.
Sebagai top manager (manajer puncak), Kepala Sekolah memiliki wewenang luas dan berperan memberikan pembinaan kepada guru dalam kegiatan pembelajaran.
Kepala Sekolah juga berperan untuk melakukan harmonisasi kegiatan di sekolah yang dipimpinnya agar visi misi yang dikehendaki bisa berjalan dengan baik.
Sebagai manusia biasa, tentu setiap Kepala Sekolah memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Untuk meningkatkan kinerja dan memaksimalkan kelebihan serta meminimalisasi kelemahan tersebut, maka perlu sebuah wadah bersama antar Kepala Sekolah.
Wadah ini merupakan suatu organisasi profesi yang disebut dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) atau Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).
Adanya K3S diharapkan sebagai wadah berbagi pengalaman dan ajang konsultasi bersama untuk menghadapi masalah sekolah-sekolah yang dipimpin para Kepala Sekolah.
Beberapa masalah utama yang menjadi pokok pembicaraan K3S antara lain mengenai masalah guru yang belum terpecahkan dalam Kelompok Kerja Guru (KKG). Temuan saat supervisi Kepala Sekolah yang berkaitan dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) juga turut menjadi pokok pembicaraan K3S agar sekolah yang dikelola sesuai dengan MBS yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Berbagai kegiatan penting seperti workshop, lomba kreativitas anak, dan lain sebagainya juga menjadi kegiatan rutin K3S.
Namun, yang juga tak kalah penting adalah K3S seharusnya menjadi ajang untuk menghasilkan ide, gagasan, atau terobosan baru yang turut meningkatkan kualitas pendidikan, minimal di lingkup kepengawasan sekolah K3S tersebut.
Dari beberapa tugas pokok K3S itu, sudah seharusnya program kerja K3S harus disusun sedemikian rupa. Pertemuan-pertemuan yang diadakan baik rutin maupun insidental juga seharusnya menjadi momen berharga untuk memecahkan berbagai persoalan pendidikan dalam lingkup tersebut.
Di dalam pertemuan itu juga bisa menjadi ajang saling sharing antar kepala sekolah mengenai masalah yang belum mampu dipecahkan oleh salah satu Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah lain akan saling memberi masukan dan saran membangun yang bisa saja diterima agar masalah tersebut dapat segera dicarikan solusinya.
Terlebih, jika masalah tersebut harus mendapat penanganan segera yang cukup lama jika menunggu kebijakan dari pihak terkait, semisal Dinas Pendidikan.
Adanya K3S juga bisa menjadi ajang untuk saling bertukar informasi yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan. Kerja sama dengan pihak lain yang saling menguntungkan semisal bergandengan dengan pihak ketiga dalam peningkatan mutu guru atau siswa juga bisa menjadi salah satu manfaat dari adanya kegiatan K3S.
Semisal, pelaksanaan KKG yang turut mengundang narasumber ahli atau mentoring penyusunan bahan ajar bagi guru.
Semuanya akan bermuara kembali kepada perbaikan mutu sekolah. Tak hanya mencakup satu sekolah saja namun juga keseluruhan sekolah yang bernaung dalam K3S tersebut. Kualitas pendidikan di lingkungan tersebut pun tak akan timpang karena masing-masing sekolah akan bersama-sama meningkatkan kualitasnya melalui program kerja K3S yang sudah disepakati.
Sayangnya, tujuan mulia dari pembentukan K3S ini seringkali tak tercapai dengan baik.
K3S yang diharapkan dapat menjadi tumpuan bagi sekolah-sekolah dalam meningkatkan prestasinya malah menjadi bumerang. Hanya sekadar ajang kumpul belaka atau bahkan menjadi ajang pengerukan uang sebanyak-banyaknya bagi oknum Kepala Sekolah yang bermain di dalam kegiatan K3S.
Masalah penting seputar kegiatan pembelajaran yang tak bisa diselesaikan dalam kegiatan KKG masih terus mengendap sementara para guru membutuhkan solusi segera. Keterbatasan tindakan guru yang perlu kebijakan Kepala Sekolah menjadi masalah berulang yang tak segera terselesaikan.
Salah satu contohnya adalah mengenai penanganan siswa berkebutuhan khusus yang masih mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas reguler.
Jika kegiatan di dalam K3S berjalan baik, sebenarnya masalah ini menjadi perhatian khusus dan menjadi ajang bersama untuk saling berbagi.
Bisa saja, ada sekolah yang telah dapat mengatasi masalah bagi siswa-siswi tersebut ata bahkan K3S dapat mencarikan solusi.
Semisal, acara konsultasi bersama bagi siswa-siswi tersebut atau memfasilitasi untuk melakukan konseling ke Pusat Layanan Autis (PLA). Bukan yang terjadi selama ini yakni masih banyak guru kelas yang kesulitan dalam menangani masalah ABK ini. K3S yang sebenarnya dapat menjadi salah satu wadah untuk mencari solusi tak bisa berbuat banyak.
Jauh panggang daripada api, pun demikian dengan masalah mengenai bahan ajar BKS yang sering terulang dari tahun ke tahun. Pendistribusian BKS yang terlambat atau buruknya kualitas BKS juga sebenarnya bisa menjadi masalah yang bisa difasilitasi oleh K3S.
Sebagai wadah yang memiliki nilai jual cukup tinggi di mata Dinas Pendidikan, K3S seharusnya bisa banyak berbicara mengenai masalah ini. Rekomendasi penerbit atau percetakan yang baik dan guru profesional yang menyusun BKS juga bisa dilakukan oleh K3S dari hasil rapat bersama. Bukan penujukan langsung yang selama ini sering terjadi.
Tak hanya itu, K3S juga akhirnya hanya menjadi ajang untuk mencari solusi persoalan yang timbul dari pihak terkait yang butuh penanganan singkat.
Terlebih, persoalan ini menyangkut pribadi masing-masing KS semisal pengumpulan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS), serta berbagai tugas lain yang dibebankan kepada Kepala Sekolah.
K3S akan menjadi ajang untuk "saling menyelamatkan diri" bagaimana masing-masing KS dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan segera.
Meski, masih ada persoalan lain yang lebih umum dan sebenarnya juga perlu diselesaikan. Bisa saja, kegiatan rutin di dalam K3S tersebut seperti KKG tak berjalan maksimal karena pertemuan K3S hanya berfokus pada penyelesaian masalah-masalah tersebut.
Satu hal yang paling penting yang cukup perlu menjadi perhatian masih banyak oknum di dalam K3S yang bermain untuk menebalkan kantong pribadi. Mengadakan proyek yang sebanarnya dilarang.
Berangkat dari hal diatas Ketua K3S Cibeber Yakni Pamuji (Kepsek RJ) memaparkan laporan perkembangan dan informasi seputar kegiatan k3 Kecamatan dan Kota. Mohon maaf belum bisa di paparkan di blog ini..
Namun prinsipnya apapun yang dilakukan para kepala sekolah haruslah update, Kekinian, Berbasis data dan akuntabel. Tegas Pamuji..
Pada kesempatan berikutnya di berikan pula pembinaan dar pengawas Pendidikan Kota Cilwgon sebut saja. H Sukiya Hj Dodoh, dan Hj. Hasanah memberikan Review seputar tupoksi guru dan Kepsek dalam menjalankan tugasnya.. dan menegaskan Kerjasama saling tukar informasi dan selalu memperbaiki diri dalam melaksanakan amanah sebagai kepsek Tegasnya dari salah satu pengawas..
Sekian, semoga berkenan dan mohon maaf bila ada kesalahan
Mantap redaksinya bos... top markotop
BalasHapus