Rabu, 01 April 2020

Dongeng Anak 1


Sarang laba-laba emas

Disebuah hutan, tinggal beraneka macam hewan. mereka hidup dengan damai. Pagi itu udara berhembus segar meniup embun di dedaunan nan subur menghijau. Matahari baru menampakan sinarnya yang hangat. Sorot cahaya menembus kerimbunan hutan kecil itu. Semua penghuni hutan itu langsung terjaga. Mereka menyambut hari baru itu dengan bersuka ria. Bunga-bunga mekar berseri. Kupu-kupu menari-nari riang. Burung-burung bernyanyi-nyanyi gembira. Cuma Laba-laba yang nampak tidak bergairah. Sepertinya laba-laba mungil itu sedang bersedih hati.

Baru beberapa hari ini Laba-laba tinggal di hutan kecil itu. Tadinya ia tinggal di sebuah gubuk kosong bekas pemburu yang letaknya tak jauh dari hutan itu. Di sana ia tinggal dengan tenang. Kemudian datanglah bencana itu. Gubuk itu dirobohkan petani untuk dijadikan kayu bakar, dan dia tidak bisa lagi bersarang di gubuk itu.

Setelah gubuk itu rata dengan tanah dan dibawa pergi, Ia kemudian terlunta-lunta. Suatu ketika Laba-laba juga hendak ditangkap oleh seekor burung, ia lari menyelamatkan diri. Ia lalu bersembunyi di hutan kecil itu. Ketika Kaba-laba menyesali nasibnya, Peri Bintang lewat di dekatnya. Agaknya Peri penguasa hutan kecil itu melihat kesedihan Si Laba-laba. "Apa yang bisa kuperbuat untuk membuatmu gembira, Laba-laba?" ujar Peri itu lembut. "Aku ingin anak-anak itu mengagumiku, Peri!" jawab Laba-laba.

Peri Bintang terdiam lama sekali. Sepertinya ia sedang berpikir. Beberapa saat terdengar ia berkata, "Baiklah! Aku akan menolongmu, Laba-laba! Tetapi, jangan salah gunakan pemberianku ini, ya!" Peri Bintang membuat ramuan. Lalu, ia menyuruh Laba-laba meminum ramuan itu. Setelah itu Laba-laba bergegas pergi ke sebuah pohon dekat rumah penduduk di pinggiran hutan. namun ia tidak berani masuk ke dalam rumah. Ia memilih tempat di sudut kebun petani. Di situ ia mulai memintal sarangnya. "Hei! Itu Lihatlah! Ada laba-laba ajaib! Sarangnya terbuat dari emas,"Tak lama terdengar suara anak-anak. Laba-laba terkejut sekali. "Oh, jadi inikah keajaiban yang diberikan Peri Bintang kepadaku," pikir Laba-laba dalam hati. "Wah! Benar-benar emas murni! Ayo kita tangkap laba-laba ini. la akan membuat kita kaya!" usul salah seorang anak. Anehnya! Laba-laba tak berusaha menghindar ketika anak-anak itu menangkapnya. Ia bahkan merasa bangga sekali.

"Aku akan membuat kalian terus mengagumiku!"janji Laba-laba. Ia kemudian ditempatkan di dalam sebuah ruangan yang mewah. "Ayo pintallah sarang emas buat kami, Laba-laba Manis! Ayo pintal lagi! Pintal lagi! Pintal lagi!" sorak anak-anak kegirangan. Sementara itu Laba-laba terus memintal dan memintal. Sampai ruangan mewah itu nyaris penuh dengan sarang emas. Celakanya! Anak-anak itu tak pernah merasa puas. Mereka menyuruh Laba-laba terus mengeluarkan benang emas sampai badan Spini terasa sangat lemas. "Ahh...! Badanku lemas sekali. Sebentar lagi pasti aku mati...." gumam Laba-laba lirih.

Laba-laba kemudian menyadari ketololannya. Ia sadar bahwa kesombonganya telah dimanfaatkan oleh manusia. Akibatnya, ia sendiri yang sengsara. Laba-laba ingin sekali melarikan diri. Tetapi, rasanya tidak ada kesempatan untuk melakukan keinginannya itu. Sebab, anak-anak itu menjaganya dengan ketat.

Untung, ada seorang Nenek yang baik hati. Nenek itu heran melihat anak-anak yang sedang bermain laba-laba. Laba-laba itu sudah tampak lemas, Setelah tahu sebabnya Nenek itu memarahi mereka. "Astaga? Kalian telah menyiksa binatang itu!" seru si Nenek. "Tetapi, Nek. Ia bisa membuat kita kaya," jawab mereka. "Kalian sungguh kejam. Tahukah kalian bahwa ketamakan kalian itu bisa membuat binatang itu binasa. Ayo segera tinggalkan tempat ini!" kata Nenek tegas.

Keempat anak itu pergi dengan wajah kecewa. Laba-laba merasa lega sekali. Ternyata, masih ada manusia yang berhati emas seperti Nenek ini, pikirnya. "Kasihan kau, Laba-laba Manis!" ujar Nenek lembut. "Mari kubebaskan kau!" Nenek itu melepaskan Laba-laba di pekarangan rumahnya. Tubuhnya yang lemah itu diletakkannya di atas rerumputan yang lembut. Andai Nenek itu bisa mengerti, Laba-laba ingin berteriak, "Terima kasih, Nek!"

Dengan tertatih-tatih Laba-laba segera menemui Peri Bintang. "Apakah anak-anak itu sangat mengagumimu, Laba-laba?"tanya Peri Bintang. "Anak-anak itu memang sangat mengagumiku. Tetapi, kekaguman mereka itu justeru membuatku sengsara, Peri. Karena ulah mereka aku nyaris mati kehabisan tenaga," jawab Laba-laba menyesal.

Laba-laba menceritakan pengalamannya dengan berlinang air mata. "Aku menyesal telah bersikap sombong. Aku ini memang sangat tolol," ujar Laba-laba setengah terisak. Peri Bintang tercenung. Ia juga merasa bersalah. Karena keajaiban yang diberikannya nyaris membuat Laba-laba celaka. "Sekarang apa yang ingin kuperbuat untukmu, Laba-laba?" tanya Peri. "Aku ingin dikembalikan ke wujud asalku, Peri. Aku ingin jadi seekor laba-laba biasa. Setelah itu aku ingin tinggal di hutan ini," ucap Laba-laba lirih. "Baik. Permintaanmu itu akan segera kukabulkan!" tukas Peri Bintang mantap.

Peri yang baik hati itu kemudian membuat ramuan lagi. "Nah! Minumlah ini," tuturnya lembut sambil menyodorkan ramuan. Laba-laba segera meminum ramuan itu. Ternyata ramuan itu sangat mujarab. Tak lama Laba-laba telah kembali berubah jadi seekor laba-laba biasa. Sarang yang dipintalnya bukan sarang emas melainkan sarang biasa. Betapa girangnya si Laba-laba! "Terima kasih, Peri. Aku berjanji tidak akan mengotori hutan ini dengan membuat sarang di sembarang tempat," ucap Laba-laba tulus.

Sejak saat itulah, Laba-laba menjadi penghuni hutan kecil itu. Setiap matahari terbit merekah di ufuk timur ia selalu menyambut hari baru itu dengan wajah cerah dan ceria.
By Admin UPT SDN Cikerut Cikerut - Cibeber